Kamis, 03 Januari 2013

Keberadaban dalam Keberadaan

Relationship...
Katakanlah hubungan antara pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan darah,dimana sekarang ini terlalu banyak istilah untuk hubungan antara dua gender tersebut. Mulai dari pacaran, pertunangan, pernikahan, HTS (Hubungan Tanpa Status), TTM (Teman Tapi Mesra), dan banyak lagi nama-nama istilah yang muncul untuk menggambarkan hubungan dua insan tersebut. Mengapa hubungan tersebut menjadi menarik untuk dibahas, karena bagi sebagian besar orang memiliki kebutuhan terhadap hadirnya hubungan tersebut. Hubungan antara pria dan wanita tersebut muncul karena adanya keuntungan yang diperoleh dari pihak-pihak yang terlibat.

Misalnya saja wanita, memerlukan kehadiran hubungan tersebut untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, sedangkan pria lebih condong ke kebutuhan egonya. Saat ini hal tersebut juga sudah tidak baku lagi, bisa saja alasan menjalin hubungan tersebut adalah demi kepuasan materi yang diberikan salah satu pihak, ataupun demi popularitas. Tidak ada yang pasti dari hubungan pria dan wanita, upss..mungkin kita bisa menambahkan kerumitan sebagai sebuah kepastian dari hubungan tersebut.

Fenomena menarik saat ini bahwa hubungan antara pria dan wanita bisa berjalan dengan waktu yang sangat-sangat singkat. Mungkin remaja-remaja yang sering berganti-ganti pacar masih bisa dimengerti dan diterima di budaya ketimuran Indonesia ini, namun hubungan seperti one night stand ataupun pernikahan siri yang hanya bertahan beberapa hari membuat rasa penasaran akan bagaimana hubungan antara pria dan wanita kini berjalan sekilas lalu.

Hal tersebut sampai-sampai dijadikan judul lagu dangdut, "Cinta Satu Malam". Katanya hanya satu malam tapi ada perasaan yang terlibat, walau mungkin hanya selibat. Jadi bisa dibedakan bahwa one night stand bukan merupakan prostitusi, karena tidak ada transaksi jual beli dan juga atas kesadaran serta keinginan kedua belah pihak. Lalu bagaimana bisa manusia kembali ke basic insting layaknya makhluk lain di dunia ini yang hanya tertarik sebatas kebutuhan bereproduksi (dalam hal ini mungkin hanya proses bereproduksi, karena pihak-pihak di dalamnya tidak mengharapkan adanya keturunan setelah one night stand tersebut).

Lebih herannya lagi pernikahan yang hanya berlangsung beberapa hari ataupun beberapa bulan. Dua orang memutuskan untuk hidup bersama dalam payung pernikahan kini bisa menjadikan pernikahan sebagai sebuah sebutan tanpa makna, bukan lagi dua orang yang berjanji menjaga hubungan mereka sampai dengan maut memisahkan. Tidak ada lagi keuatan dari kata-kata, kekuatan dari janji.

Setiap orang berhak menjalani kehidupannya, memang seseorang tidak berhak mencampuri urusan orang lain dan setiap orang bisa menentukan pilihannya sendiri, hanya saja masih terasa aneh bagaimana manusia yang membangun budayanya beribu-ribu tahun kemudian memilih kembali ke insting hewaninya sebatas mengumbar nafsu, kebutuhan (melakukan proses) bereproduksi. Cinta atau sayang yang dijadikan alasan menjalin hubungan selama berabad-abad, kini mampu berubah-ubah dalam setiap detiknya, atau mungkin perasaan itu sebenarnya tidak ada. Hubungan harusnya menunjukkan keberadaban dari keberadaan manusia, namun zaman bergeser dan kita tidak tahu kemana akan dibawa sampai pada akhirnya nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar